Journey of Fitri Thoba

MENGAPA SAYA BERKELANA SOLO TRAVEL

Nah, saya mau bercerita dulu nih, kenapa sih seorang Fitri nekat berkelana menjelajahi tanah Indonesia dari timur ke barat seorang diri? Sebagai anak petani yang lahir di kebun dan besar di Desa Transmigrasi tepatnya di Pulau Sungai Guntung, Indragiri Hilir, Riau, seperti yang kita tahu bahwa desa transmigrasi biasanya dibangun di tengah hutan jauh dari perkotaan. 

Kehidupan kami hanya dihabiskan di sana. Jika tiba musim libur sekolah, saya beserta saudara sibuk membantu orang tua di kebun atau berkunjung ke rumah nenek dan tetap sama, kegiatan kita pasti berkebun. Tidak ada masa liburan seperti berlibur ke tempat-tempat wisata atau keluar kota, kita hanya bisa melihat dunia luar melalui televisi, majalah, dan lain-lain.

Ketika saya lulus SMP (Sekolah Menengah Pertama), pertama kalinya saya merantau untuk melanjutkan pendidikan SMA (Sekolah Menengah Atas). Ketika sampai di kota Tembilahan, Indragiri Hilir, Riau, saya merasa bahwa hidup saya lebih berwarna. Saya mulai merasa benar-benar ingin melihat dunia lebih luas lagi, dan berlanjut setelah saya lulus SMA, saya ingin sekali melanjutkan pendidikan di tanah Jawa. 

Cita-cita saya adalah bisa berkarir di kota Jakarta seperti cerita-cerita di televisi dan bisa mengunjungi satu persatu kota yang ada di Indonesia. Lalu saya memutuskan untuk mendaftar di beberapa universitas yang ada di Jakarta dan Bandung, dan yahhh saya berjodoh untuk melanjutkan pendidikan di salah satu universitas swasta di Kota Bandung. Perasaan ingin berkelana melihat dunia lebih luas lagi semakin besar.

Semasa kuliah, saya fokus untuk menyelesaikan pendidikan dan berharap setelah lulus saya bisa bekerja di Jakarta, dan saya berhasil. Saya yakin bisa mandiri secara finansial sehingga memudahkan saya untuk melakukan traveling. Namun, semuanya tidak semudah yang kita bayangkan. Setelah masuk dunia kerja dan memutuskan untuk mandiri tanpa membebani orang tua lagi, ternyata ini adalah tahap awal lagi dalam memasuki fase kehidupan. Yes, memulai untuk mandiri secara finansial ternyata sangat sulit.

Hidup dan bekerja sebagai karyawan kantoran di kota Jakarta tidak seindah yang kita lihat di televisi. Banyak hal yang saya pelajari dari hampir 10 tahun sebagai budak korporat. Setelah beberapa tahun melakukan rutinitas yang sama, saya mulai menyadari bahwa begitu banyak waktu yang saya habiskan dengan duduk di kantor sejak pagi hingga malam. Masa libur atau cuti tidak banyak, walaupun sesekali saya masih bisa melakukan perjalanan singkat. Namun, itu tidak cukup sementara waktu terus berlari dengan cepat. Saya tidak ingin terus menerus menjalankan rutinitas ini, duduk di kantor hingga tua.

Akhirnya, saya mulai berpikir untuk melakukan perencanaan yang matang guna mengubah pola kerja menjadi lebih fleksibel agar saya bisa memanfaatkan waktu di usia yang masih muda, tenaga yang masih mumpuni, dan semangat yang berapi-api ini untuk menjelajahi Bumi Pertiwi, Indonesia.

Akhirnya, saya mantap memilih resign sebagai banker pada tanggal 2 Agustus 2023. Saya menyiapkan segala kebutuhan untuk memulai perjalanan solo yang panjang, mulai dari rute perjalanan dengan belajar bersahabat dengan tampilan peta, persiapan fisik dengan rutin berolahraga di gym, budget, dan juga kesiapan mental sebelum waktunya tiba untuk terbang menjelajahi Indonesia dari timur ke barat (Merauke-Sabang).

Powered by wisp

7/21/2024
© Fitri Thoba 2024